Dibuka dengan indah bersama narasi dan dialog-dialog yang sama indahnya, “I’m gonna love you for the rest of my life.” Sulit diyakini bahwa ternyata Horns mengalir menjadi sebuah thriller supranatural kelam setelahnya. Dan sungguh lebih diluar dugaan, bahwasanya film ini adalah besutan dari Alexander Aja yang biasanya tidak pernah bermanis-manis setelah Furia pada medio 1999 lalu.
Diceritakan, Ignatius “Ig” Perrish (Daniel Radcliffe), pemuda lokal Gideon, New Hampshire yang dituduh memperkosa dan membunuh pacarnya sendiri, Merrin Williams (Juno Tempel). Meskipun tidak pernah didakwa karena tidak cukup bukti, ia mendapat hukuman sosial dari masyarakat yang percaya bahwa ia memang melakukannya. Kematian Merrin tentu saja membuatnya sedih dan depresi, tetapi masalah baru saja dimulai ketika ia medapati dua tanduk tumbuh di kepalanya setelah terbangun dari mabuk hebat. Untuk melengkapi penderitaanya, tanduk itu juga memberikannya kemampuan ajaib untuk membuat seseorang mengeluarkan sisi tergelap mereka yang nantinya dimanfaatkan Ig untuk menyelidiki siapa pelaku pembunuhMerrin yang sudah menghancurkan hidupnya.
Saat kita membuang tanduk dan segala embel-embel mitos tentang iblis, kita mungkin akan mendapati Horns hanya sekedar thriller kriminal biasa, tentang pria yang mencari pembunuh kekasihnya dengan bintang Daniel Radcliffe. Tetapi diberikannya sebuah tema supranatural fantasi dengan sedikit aroma biblical, Horns tentu saja menjadi sajian yang lebih istimewa. Ini seperti versi kebalikannya dari Bruce Almighty.
Jika di komedi fantasi keluaran 2003 lalu tersebut, Jim Carrey mendapat pinjaman kekuatan dari Tuhan, maka Radcliffe di sini diberi tanduk yang punya kekuatan untuk mengacaukan, mengungkap sisi terburuk dan setiap godaan-godaan dari manusia, dengan tone komedi yang lebih gelap ala-ala Alexander Aja.
Premisnya jelas menarik, tetapi jujur Horns bisa tetap berjalan dengan atau tanpa konsep tanduk dan setan meskipun harus diakui tanpa ide itu ia mungkin akan membosankan dan jelas kehilangan pesona orisinilitasnya. Jika Movie Mania belum pernah membaca novel Hill, Hornsakan mengejutkanmu. Tanduk yang tumbuh adalah simbol iblis dalam diri setiap manusia, ia muncul akibat dari murtadnya karkater Ig kepada Tuhan pasca kehilangan cinta duniawi dalam wujud si rambut merah cantik Merrin yang kemudian menghancurkannya, selanjutnya membuatnya menjadi Hellboy versi seksi, tidak hanya sebagai hukuman namun juga anugerah yang aneh di mana kemudian dengan kemampuan ajaibnya ternyata bisa banyak membantunya mengorek informasi tersembunyi dari manusia-manusia di sekitarnya. Tentu saja seperti layaknya sebuah film yang berintikan elemen thriller kriminal misteri pembunuhan, pencarian kebenaran masih menjadi bagian paling menarik dari Horns meskipun tidak ada pencarian petunjuk yang kompleks dan terlepas banyaknya sub plot tambahan tentang persahabatan dan romansa dari masa lalu yang menyatu, membentuk kepingan-kepingan cerita yang diakhiri dengan sebuah konklusi yang mungkin sedikit dipaksakan emosinya.
Satu hal yang paling menarik dalam Horns selain tanduk setan, pembunuhan, Juno Tampelyang manis dan polos serta romansa picisannya, tentu saja adalah penampilan Daniel Radcliffeyang prima.
Sejak meninggalkan Hogwarts, baru kali ini saya merasa Radcliffe benar-benar tampil lepas,menanggalkan alamamater kebesarannya, bertransformasi cantik menjadi sosok anti-hero depresi dengan tanggung jawab dari kekuatannya yang menakutkan. Tidak ada yang lebih pas dari karakter bertampang baik-baik yang kemudian diberi tanduk iblis dan membuatnya melakukan segalanya demi membalaskan dendam kekasihnya, dan bersama banyak ular termasuk yang melingkar di lehernya, Radcliffe tampil sempurna membawakan karakter paling gelap dalam kariernya.
Tiga tahun pasca seri terakhir Harry Potter, Daniel Radcliffe semakin menjauh dari karakter penyihir yang membesarkan namanya itu di setiap film baru yang dibintanginya. Tidak mudah memang melepaskan imej dari salah satu tokoh paling ikonis dalam sejarah film yang akan selalu dikenang. Tetapi usaha Radcliffe untuk membuktikan bahwa ia bisa hidup tanpa Hary Potter jelas patut diacungi jempol. Dan ketika ia membintangi thriller fantasi Horns, adaptasi novel cult karangan Joe Hill yang juga ditukangi oleh master gore horor, Alexander Aja mungkinMovie Mania akan benar-benar melupakan sosok Hary Potter dalam diri Radcliffe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar