Apa yang akan terjadi jika spesies hewan kera, makhluk hidup yang dikatakan memiliki kemiripan dengan manusia, tumbuh dan berkembang dengan kepintaran serta mampu bertindak layaknya manusia biasa?
Hal tersebutlah yang menjadi fokus utama dari film franchise “Planet of the Apes”. Franchise ini telah menuai sukses dan mendapat pujian pada film pertamanya “Rise of the Planet of the Apes” di 2011 silam. Kini di tahun 2014, sekuelnya yang berjudul “Dawn Of The Planet Of The Apes” hadir di layar lebar, termasuk di Indonesia sejak 12 Juli 2014 kemarin.
Melanjutkan dari film “Rise of the Planet of the Apes” tahun 2011 lalu, “Dawn Of The Planet Of The Apes” mengambil waktu sepuluh tahun sejak peristiwa virus ALZ-113 yang menggemparkan umat manusia. Para koloni kera yang hidup tenang atas pimpinan Caesar, seekor kera yang memiliki intelejensi tinggi dan mampu bertindak layaknya manusia, harus terusik atas kehadiran manusia yang memasuki wilayah kekuasaan para kera. Koloni kera tersebut pun memperingati para manusia ini untuk tidak mengusik wilayah mereka atau akan melawan balik.
Namun Malcolm, seorang pria yang hidup bersama dengan para manusia yang masih bertahan hidup di wilayah San Fransisco, meminta pertolongan Caesar dan para koloni kera tersebut untuk mengijinkannya memasukki wilayah kekuasaan mereka untuk bisa menghidupkan sumber energi listrik untuk kota manusia, di mana sumber daya itu hanya ada di wilayah kekuasaan para kera. Malcolm juga berjanji bahwa dirinya akan kembali ke kota manusia setelah mereka mendapatkan sumber energi tersebut dan takkan mengusik kota para kera lagi. Akankah permintaan tersebut dikabulkan dan kemudian akhirnya bisa memberikan damai terhadap kedua kubu yang masih berseteru tersebut?
Efek visual film ini perlu diberi jempol atas kualitasnya yang tidak mengecewakan sama sekali. Kualitas gambar dan animasi yang ditampilkan dalam film ini merupakan salah satu dari keunggulan dari film “Dawn Of The Planet Of The Apes”. Penggambaran koloni kera dan makhluk hidupnya terasa sangat nyata, seolah para kera tersebut adalah sungguhan. Bukan sesuatu yang mengherankan jika film “Dawn Of The Planet Of The Apes” ini bisa mendapatkan nominasi untuk visualisasi terbaik di acara penghargaan mendatang. Tidak hanya menghadirkan satu jenis kera saja, tetapi juga beraneka jenis spesies kera bisa kita lihat dalam film tersebut.
Alur kisah yang diberikan juga cukup menarik untuk disimak. “Dawn Of The Planet Of The Apes” memberikan konsep umum akan perseteruan antar dua kubu yang berbeda tetapi sama dalam beberapa aspek, tetapi tetap dikemas menarik dengan karakterisasi kuat dari setiap tokoh yang hadir di dalamnya, terutama Caesar yang sebelumnya telah hadir di film“Rise of the Planet of the Apes”. Walau tidak banyak memberikan flashback dari film sebelumnya dan hampir tidak ada perkembangan tokoh yang berarti, “Dawn Of The Planet Of The Apes” tetap mampu memberikan kisah yang menarik walaupun mungkin Anda belum sempat menonton film pertamanya. Yang cukup disayangkan adalah alur yang diberikan cukup pelan sehingga mungkin bisa memicu rasa bosan.
“Dawn Of The Planet Of The Apes” merupakan salah satu film fiksi ilmiah dengan konsep cerita yang menarik dan hampir mendekati dengan kenyataan di dunia yang bisa saja terjadi di masa depan, ketika teknologi manusia sudah semakin canggih. Alur kisahnya mungkin tergolong lamban di awal film, tetapi penggambaran karakter baik manusia maupun kera dikemas baik dan mampu memberikan sisi emosionalnya. Jika Anda hendak mencari film fiksi ilmiah dengan efek visualisasi berkualitas tinggi, “Dawn Of The Planet of the Apes” bisa menjadi jawabannya.
Alur kisah yang diberikan juga cukup menarik untuk disimak. “Dawn Of The Planet Of The Apes” memberikan konsep umum akan perseteruan antar dua kubu yang berbeda tetapi sama dalam beberapa aspek, tetapi tetap dikemas menarik dengan karakterisasi kuat dari setiap tokoh yang hadir di dalamnya, terutama Caesar yang sebelumnya telah hadir di film“Rise of the Planet of the Apes”. Walau tidak banyak memberikan flashback dari film sebelumnya dan hampir tidak ada perkembangan tokoh yang berarti, “Dawn Of The Planet Of The Apes” tetap mampu memberikan kisah yang menarik walaupun mungkin Anda belum sempat menonton film pertamanya. Yang cukup disayangkan adalah alur yang diberikan cukup pelan sehingga mungkin bisa memicu rasa bosan.
“Dawn Of The Planet Of The Apes” merupakan salah satu film fiksi ilmiah dengan konsep cerita yang menarik dan hampir mendekati dengan kenyataan di dunia yang bisa saja terjadi di masa depan, ketika teknologi manusia sudah semakin canggih. Alur kisahnya mungkin tergolong lamban di awal film, tetapi penggambaran karakter baik manusia maupun kera dikemas baik dan mampu memberikan sisi emosionalnya. Jika Anda hendak mencari film fiksi ilmiah dengan efek visualisasi berkualitas tinggi, “Dawn Of The Planet of the Apes” bisa menjadi jawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar